My First Trip to Vietnam (part2- Sapa)

Hari pertama (12 Maret 2024) di Sapa, sore ini sekitar jam 2, kami mulai explore Cat-cat village. Salah satu tujuan wisata untuk turis yang main ke Sapa. Konon disini tinggal suku Hmong.

Untuk perjalanan dari hotel menuju Cat-cat village, yang kalaauu lihat di peta itu dekat saja. Paling sekitar 1km dari hotel. Faktanya, jalan di Sapa itu naik turun dan tidak sejelas itu kalau mau jalan kaki ke Cat-Cat dari hotel. Akhirnya, kami putuskan naik ojek saja. Kalau kalian ber 4, lebih murah sewa mobil. Untuk pulang pergi hotel – Cat-cat kena 300 ribu Dong. Berhubung kami cuma berdua, jadi lebih irit naik ojek. Biaya pp 100ribu Dong per orang. Dia antar ke gerbang masuk Cat-cat dan baliknya dijemput di bawah di bus stop (kata mereka).

Saya yang hampir tidak pernah naik motor, kali ini harus pasrah jadi penumpang dengan driver yang rada ngebut. Mana gak pakai helm pulaaa….haiyaaa…. Ini asli , saya bener-bener pasrah sambil pegangan erat-erat ke motor…wkwkkw…Norak? bodo amat. Daripada jatuh…hehe….

Mana lagi, rute pulangnya tuh ojek lebih gila lagi ngebutnya. Ojek temanku aja ketinggalan.. Puji Tuhan, selamat hingga sampai hotel. hehe…

Untuk masuk ke Cat-cat village ini, pengunjung dikenakan tarif 150ribu VND. Begitu masuk, kita akan disambut tangga turun…turunn terus dan di sisi kanan kirinya terdapat kios-kios yang menjual aneka kerajinan khas Vietnam. Belanja disini harus pandai menawar, kalau nggak. Pasti kemahalan.

Buat teman-teman yang mau main ke Cat-cat village ini, pastikan kondisi kaki dan lutut anda kuat, yaa….Soale itu tangga turunnnn teruss dan jauhh kebawah. Terus nanti setelah sampai bawah, kamu akan naikkk lagi keatas lewatin tangga lagi.

Pas turun ngeri kesandung, pas naik ngos-ngosan…hahahhaa…..

Disini kadang miris juga sih melihat harga kain yang mereka rajut itu dihargai murah. Ada seorang wanita yang saya lihat, dia sambil merajut sambil mengurus 2 anaknya yang masih balita. Ribet banget kurasa. Tapi ya…begitulah hidup.

Dalam perjalanan turun ini, kita bisa singgah juga untuk minum kelapa atau ngemil sosis dan makanan lain. Saya kurang paham apakah halal atau tidaknya.

Nah,kalau sudah turun terus sampai kebawah, kita akan menemukan waterfall yang menurut saya sih kecil. Pada jam tertentu ada pertunjukkan tarian daerah juga. Kami kemarin tidak menonton tariannya lebih sibuk foto-foto.

Menurut kami, Cat-cat Village ini agak overrated, ya…. Soalnya, selain lihat para pedagang kain, terus air terjun yang kata kawanku , lebih bagusan yang di Sentul…hahhaa…, yaa…tidak banyak yang bisa dinikmati. Terkecuali mungkin kalau kamu mau foto-foto menggunakan baju adat Vietnam , disini banyak yang menyewakan.

Kembali lagi, ini sesuai selera masing-masing. Buat kebanyakan kita warga Indonesia, lihat sawah kan biasa aja, ya? Tapi mungkin orang dari Barat sana suka.

Sooo, kalau saya ditanya, ke Sapa enaknya kemana? Saya cukup ke Fansipan plus main di seputaran danau dan ke Sapa Market aja… Jadi 2 hari 1 malam itu cukup banget.

O ya, setelah naik tangga balik ke atas, untuk menuju ke tempat jemputan ojek, ada 2 alternatif. Naik mobil seperti mobil golf itu , bayar 10ribu Dong. Atau jalan kaki. Kami memilih naik golf cart aja, soalnya udah pegel. Ojek tidak boleh menjemput ke area ini, jadi ojek hanya bisa menunggu di parkiran bis itu.

Untuk komunikasi dengan babang ojek, saya menggunakan FB messenger. Soale ternyata mereka tidak punya Whatsapp maupun Line .

Komunikasinya gimana? Dibantu google translate. Dicopy dari google translate, paste di FBM. hehe…

Selesai trip ke Cat-cat,hari sudah sore dan perut keroncongan. Jadi kami mampir ke resto yang jual bubur. Harga bubur ayam satu porsi 60ribu dong ( sekitar 40ribu Rupiah). Mahal juga ya? Tapi porsinya cukup besar.

Selama hari itu, Fansipan lebih banyak berkabut. Udara sekitar belasan (17) derajat. Brrr….dingin sejuk…tapi ya tetap brrr….

Besok paginya, kami check out hotel yang ini dan pindah ke hotel berikutnya. Sapa Horizon hotel. Video kamarnya saya taruh disini ,ya….https://www.youtube.com/watch?v=nPBZHLTWk1Q

Udara pagi di hari kedua kami di Sapa tidak kondusif sama sekali , berkabut. Padahal rencananya hari ini kami akan ke Fansipan. Namun menurut staf hotel, percuma ke Fansipan. Tidak bisa lihat apa-apa dan menurut dia, cuaca berkabut ini akan berlangsung seharian. Dia malah sempat menelpon kawannya yang katanya ada di puncak Fansipan untuk mengecek, apakah diatas tidak berkabut. Ternyataaa…berkabut….

Hingga saat kami bertanya ke loket penjualan tiket Fansipan pun, staff nya bertanya : yakin mau naik? Karena tidak bisa lihat apa-apa.

So, akhirnya hari itu kami batal ke Fansipan dan berharap besok pagi cuaca lebih baik.

Seharian ini kami habiskan waktu dengan berjalan memutari danau, lalu ke pasar Sapa. Saya beli bunga Chamomile kering untuk teh dan kawan saya membeli teh bunga-bungaan yang lain. Harganya relatif murah dibanding saya biasa beli di Jakarta sih.

Sore hari, kami ngopi di Cong caphe. Kopi viral nan terkenal yang pegawainya memakai seragam tentara vietnam. Kopinya enak dan sukses membuat saya tidak bisa nyenyak tidur , karena kadar kafeinnya tinggi sepertinya. hahaha….

Buat kalian yang merasa cocok dengan kopinya, Cong caphe ini juga menyediakan kopi siap seduh yang bisa kalian beli . Selain kopi, mereka juga menjual teh.

Besok paginyaa, nampaknya Sapa lebih tidak berkabut nih. Kami pun semangat menuju Sun Plaza dengan harapan Fansipannya tidak berkabut. Kami membeli tiket full, dari monorail lalu Cable car hingga monorail menuju Fansipan peak pulang pergi. Biaya tiket ini 1.250.000 VND. Mahalnyaaa….

Kalau kemarin siang, tidak ada antrian di gerbang untuk naik monorail. Maka pagi ini antrian panjang. Belum lagi kadang agak serobotan. Jadi harus siaga menjaga antrian. Turis disini didominasi turis Asia.

Yang lebih konyol , di cable car para turis ini tidak bisa duduk diam. Berdiri, foto-foto, pindah lokasi. Haduhh….Kalau berisiknya sih gak usah ditanya,ya. Saya cuma khawatir itu cable car terbalik karena posisi beban berat sebelah. Puji Tuhan, aman hingga di perhentian di Fansipan.

Setelah cable car, lanjut lagi naik Monorail menuju Fansipan Peak. Untuk mereka yang punya masalah dengan pernafasan, mungkin asma dll, trip ke puncak Fansipan ini perlu ditinjau ulang. Saya yang sehat, naik beberapa step saja berasa ngos-ngosan. Nampaknya karena minimnya Oksigen di tempat ini. Sempat agak pusing juga, untung setelah minum air, pusingnya hilang.

Puncak Fansipan ini 3.143 mdpl. Jadi wajar kalau kadar Oksigennya tipis.

Dikarenakan antrian yang begitu lama, akhirnya kami tidak sempat berlama-lama disini. Hanya foto-foto dan segera turun kembali. Soale kami punya jadwal bis jam 14.05. Jadi target jam 12.00 harus sudah bisa berada di Sapa lagi supaya masih sempat makan siang dan ambil kopi di Cong Caphe.

Pukul 13.43 kami tiba di kantor bus Kadbus dan ternyata bisnya diganti lagi. Kami pesan sleeper tapi kami disuruh naik yang cabin bus lagi. Rupanya bis tipe sleeper kurang peminat, sehingga kami disatukan ke tipe cabin. Ya sudahlah, tapi saya minta posisi cabin yang downstair, soalnya yang di bagian atas pasti lebih goyang dan lebih pusing.

Selesai perjalanan kami ke Sapa dan Fansipan.

Next : perjalanan kami ke Halongbay (ikut cruise)

2 thoughts on “My First Trip to Vietnam (part2- Sapa)

Add yours

Leave a comment

Create a website or blog at WordPress.com

Up ↑